BUDIDAYA AIR PAYAU YANG BAIK :
Dengan Strategi Musim Tanam Dapat Meningkatkan Produktivitas Tambak
Oleh :
Darmawan Adiwidjaya
Tri Supratno KP
Slamet Riyadi
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DITJEN. PERIKANAN BUDIDAYA
BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA
2008
Dengan Strategi Musim Tanam Dapat Meningkatkan Produktivitas Tambak
Oleh :
Darmawan Adiwidjaya
Tri Supratno KP
Slamet Riyadi
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DITJEN. PERIKANAN BUDIDAYA
BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA
2008
1. Latar Belakang
Usaha budidaya air payau di tambak berkembang sedemikian pesat dalam tiga dekade terakhir---Uni Eropa, AS dan Jepang
Tambak yang masih aktif beropersional dan beproduksi antara 20 - 30 % (2006) --- dominasi teknologi sederhana 80%
Peluang komoditas ekonomis lain msih besar
2. Tendensi Permintaan Pasar Internsional
Ada penolakan beberapa container pada thn 2006 --- isu antibiotik, logam berat dan bekteri yang membahayakan dari hasil budidaya (proses produksi)
Orientasi dan trend permintaan pasar mengarah ke cara budidaya yang baik (CBIB – GAP) penerapan biosecurity dan tambak organik
3. Strategi Musim Tanam
Strategi musim tanam yang tepat dalam usaha komoditas budidaya di tambak merupakan salah satu keberhasilan dalam produksi
Periode musim dalam satu tahun di Indonesia dikenal dua musim (musim kemarau dan musim penghujan)
Memprediksi musim tanam banyak yang bersifat menguntungkan dan merugikan dalam proses produksi
4. Maksud dan Tujuan
Meningkatkan produksi komoditas budidaya air payau secara optimal sesuai dengan kondisi teknis dan daya dukung lahan (carrying capacity)
Memanfaatkan komoditas ekenomis pada lahan air payau secara berkelanjutan (sustainable)
Mendapatkan produksi dari budidaya air payau yang aman dikonsumsi (food safety)
Membantu petambak agar mampu memprediksi musim tanam yang tepat (strategi musim tanam).
Budidaya sistem organik mengacu pada beberapa item sebagai berikut (Nguyen Huu Dung 2004) :
- Lingkungan budidaya harus terjaga ekosistemnya
- Kultivan yang dibudidayakan dibatasi padat tebarnya untuk menjaga keseimbangan
- Tidak menggunakan pakan buatan yang bersal dari bahan kimia
- Pengawasan yang ketat terhadap sumber pakan segar yang digunakan
- Tidak menggunakan bahan anorganik sebagai pupuk
- Tidak menggunakan pestisida ataupun herbisida sintetis
- Dibatasi dalam penggunaan energi, seperti penggunaan kincir ataupun pemanas
- Tidak menggunakan antibiotika dan kemoterapi
- Tidak menggunakan benih dari hasil perekayasaan atau rekayasa genetik
- Proses produksi harus berdasarkan prinsip-prinsip organik
POTENSI WILAYAH PESISIR (AIR PAYAU) DAN PENGEMBANGAN KOMODITAS
- Luas potensi lahan budidaya air payau adalah 913.000 ha dengan total panjang pantai mencapai 81.000 km
- Termanfaatkan baru mencapai 419.282 ha ( 46 %) --- diopersionalkan antara 20 – 30 %
- Jenis dan keragaman hayati wilayah perairan pesisir adalah merupakan bekal dan tolok ukur untuk usaha budidaya yang prospektif
- Komoditas yang dapat dikembangan dengan jangkauan air payau adalah merupakan komoditas yang bernilai ekonomis penting
- Penguasaan teknologi relatif dapat diterapkan dan ditransfer kapada pembudidaya air payau, diantaranya : Budidaya udang (udang windu, rostris, vanamei, dan merguiensis); Ikan Bandeng; Kerapu; Ikan Kakap; Rajungan; Kepiting (penggemukan dan kulit lunak); Budidaya Rumput Laut (Gracillaria sp) dan Kerang Hijau.
- Wilayah pesisir adalah merupakan lokasi yang heterogen, baik dari segi keragaman hayati maupun karakter lahannya
- Pemilihan lokasi pengembangan usaha budidaya air payau merupakan syarat utama yang secara teknis harus dipenuhi
- Usaha komditas budidaya air payau ini perlu disesuaikan dengan daya dukung lahan dan tata ruang potensi dari suatu hamparan/kawasan
- Pada akhirnya dapat menjadikan kegitan usaha yang berkesinambungan dan ramah lingkungan.